Aku Adalah Binatang Berwujud Manusia
Karya: Mr. Kunang HSB
Aku adalah binatang berwujud manusia.
Mereka memanggilku Kunang-Kunang.
Tapi aku merasa aku adalah serigala.
Auuuuu... au... au... heh.
Aku adalah binatang berwujud manusia.
Mereka memanggilku Kunang-Kunang.
Walau tak memiliki cahaya, bak lentera yang selalu bersinar di kala gelap gulita.
Aku adalah binatang berwujud manusia.
Mereka memanggilku Kunang-Kunang.
Dan mereka berkata, kau berbeda dari banyaknya perbedaan.
Tak sedikit yang mengatakan aku gila.
Hahahaha... gila?
Ya, aku memang gila. Aku gila!
Hahaha, aku sudah gila! Aku haus akan kemerdekaan yang seutuhnya. Aku sudah gila.
Tapi aku ingin bertanya dan memberi tahu pada kalian semua.
Hanya orang gila yang mau berbicara dengan orang gila,
dan hanya orang gila yang mau mendengarkan ucapan orang gila.
Lalu, siapa yang gila sebenarnya?
Ya, kalianlah orang gila yang sebenarnya.
Kalian bahkan lebih gila dari yang sudah gila.
Hahaha... gilaaaaa! Kalian semua gilaaa!
Aku melihat dengan mata dan kepala saudara-saudaraku.
Ya, aku melihatnya.
Aku melihat dengan mata dan kepala saudara-saudaraku.
Di mana pembodohan kini telah dipertontonkan.
Pendidikan yang sifat dasarnya untuk mencerdaskan bangsa,
kini telah berubah fungsi menjadi pembodohan yang merata.
Di mana positif telah menjadi negatif,
dan negatif dianggap baik.
Sehingga pemuda yang masih berseragam sekolah kini membusungkan dada dan berkata,
"Genjieaaaaa!"
Dan perkelahian pun terjadi, serentak semua berkata, "Itu hanya tawuran."
Sang ibu menangis melihat anaknya yang terkujur, terpaku, dipenuhi darah.
Yang kata mereka, "Itu hanya tawuran."
Sang ayah menangis di sudut pintu rumah, berkata serta bertanya,
"Itu anakku?"
Air menetes ke bumi, berkata dalam hati,
"Darah dibalas dengan darah, nyawa dibalas dengan nyawa."
Dan siklus pembodohan itu terussss terjadi.
Hahaha... gilaaaaaaa!
Aku melihat dengan mata dan kepala saudara-saudaraku.
Jeritan kesakitan yang tak kunjung mendapat solusi untuk disembuhkan dari dunia kesehatan,
hingga menuju kematian.
Tapi semua itu hanyalah permainan.
Sungguh kejam kalian.
Hahaha... gilaaa! Kalian sudah gila!
Kalian suka bermain dengan nyawa manusia.
Aku melihat dengan mata dan kepala saudara-saudaraku.
Proklamasi, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
kini tak lagi memiliki arti.
Mengatasnamakan Tuhan, kalian saling berbunuhan.
Dan berkata itu adalah keyakinan.
Apakah Tuhan menginginkan keburukan, kerusakan, dan kehancuran?
Apa yang kalian yakini dan apa yang kalian yakinkan?
Tidak dapat kami mengerti.
Berasaskan kemanusiaan, tapi yang kalian lakukan malah pembunuhan.
Di tanah yang luas, yang dipenuhi orang-orang hebat seperti kalian,
masih ada orang yang mati hanya karena butuh makan.
Aku adalah binatang berwujud manusia.
Mereka memanggilku Kunang-Kunang.
Terima kasih, alam semesta.
Simpang Kawat, 20 Desember 2024
Posting Komentar