Pengalaman Mencari Makanan Halal di Macau untuk Backpacker Muslim

Pengalaman Mencari Makanan Halal di Macau untuk Backpacker Muslim

Bestie.my.id - Assalamu'alaikum, teman-teman Backpacker International! Saya ingin berbagi cerita yang mungkin bermanfaat bagi kalian, terutama yang lagi atau berencana jalan-jalan ke Macau. Sebenarnya, mungkin sudah ada yang pernah bahas tentang tempat makan halal di Macau, tapi nggak ada salahnya kan kalau saya share pengalaman pribadi. Siapa tahu bisa membantu kalian yang sedang mencari referensi.


Oktober lalu, saya dan teman saya memutuskan untuk melakukan perjalanan dari Hongkong ke Macau. Tapi yang bikin deg-degan, kami khawatir bakal kesulitan mencari makanan halal di Macau. Jadi, biar lebih aman, kami sempat menyiapkan sedikit bekal dari Hongkong, karena… well, you never know, right?


Perjalanan dari Hongkong ke Macau

Kami berangkat dari Hongkong Island menggunakan turbojet. Kalau kamu juga berencana ke Macau, kamu bisa naik turbojet dari MTR Sheung Wan. Dari sini, perjalanan ke Macau Taipa berlangsung cepat dan nyaman. Tapi ya, walaupun menyenangkan, ada kekhawatiran besar yang mengiringi perjalanan kami: "Gimana caranya nyari makanan halal di Macau nanti?"


Sebelum kami meninggalkan Hongkong, kami sempat mampir ke Chungking Mansion, sebuah area yang dikenal dengan beragam pilihan makanan halal. Di sana, kami membeli sebungkus nasi putih dan dua omelet dari restoran India halal untuk bekal. Kami benar-benar nggak mau ambil risiko kelaparan di Macau. Dan benar saja, sesampainya di Macau, kami berkeliling dan belum menemukan satu pun restoran atau tempat makan halal di sekitar Senado Square.


Pengalaman Mencari Makanan Halal di Macau untuk Backpacker Muslim


Makan Bekal di Tengah Keramaian Senado Square

Kalau kalian pernah dengar atau baca soal Senado Square, kalian pasti tahu kalau ini adalah salah satu tempat paling ikonik di Macau. Arsitekturnya yang bergaya Portugis dengan lantai mosaik yang cantik bikin suasana di sana terasa berbeda dari kota-kota Asia lainnya. Tapi di balik keindahan itu, tantangan kami adalah: nggak ada tempat makan halal yang terlihat di sekitar.


Akhirnya, kami memutuskan untuk makan bekal yang sudah dibawa dari Hongkong di salah satu sudut Senado Square. Dengan gaya ala-ala piknik, kami duduk di pelataran sambil menikmati nasi dan omelet. Tapi ya, sambil makan, kami juga merasa lucu karena banyak orang yang lewat sambil memperhatikan kami. Mungkin mereka bertanya-tanya, “Apa yang sedang dilakukan dua orang ini di tengah keramaian Senado Square, makan bekal ala backpacker?”


Hari Kedua: Menemukan Warung Halal di Macau

Setelah kenyang dengan bekal dari hari sebelumnya, kami bertekad untuk menemukan makanan halal di Macau. Ini semacam misi pribadi kami. Kami mulai menjelajah dengan semangat, dan perjalanan hari itu membawa kami ke Ruins of St. Paul, salah satu situs wisata yang paling terkenal di Macau. Kalau kalian belum pernah dengar, Ruins of St. Paul adalah sisa-sisa gereja tua yang dibangun pada abad ke-17. Meski hanya tersisa bagian fasad depannya, bangunan ini tetap megah dan penuh sejarah.


Nah, di sinilah keajaiban terjadi! Kami beruntung bertemu dengan seorang pahlawan devisa, seorang tenaga kerja Indonesia yang sedang bekerja di Macau. Kami memutuskan untuk bertanya apakah ada restoran halal di sekitar situ, dan alhamdulillah, dia memberi tahu bahwa ada satu tempat makan halal yang nggak jauh dari situ! Wah, rasanya seperti menemukan harapan di tengah keputusasaan.


Sayangnya, si mbak nggak bisa mengantar kami karena dia harus mengantar anak majikannya ke sekolah, tapi dia cukup baik untuk menunjukkan arah ke restoran tersebut.


Menemukan Warung Barokha

Kami pun bergegas mengikuti arahan si mbak. Rasanya seperti petualangan kecil: masuk dan keluar lorong, melewati jalan-jalan kecil di kota yang penuh dengan sejarah. Dan akhirnya, setelah beberapa kali belok, kami sampai di tempat yang ditunggu-tunggu: Warung Barokha.


Warung ini sederhana, tapi begitu masuk, rasanya seperti pulang ke Indonesia. Pemiliknya orang Malang, dan mereka menyajikan berbagai makanan khas Indonesia yang tentunya halal. Dari nasi komplit seharga 30 HKD, bakso daging yang dibanderol 40 HKD, sampai gorengan tiga biji seharga 10 HKD. Bukan cuma makanan, di sana juga dijual berbagai bumbu dapur dan makanan khas Indonesia. Jadi kalau kamu sedang kangen masakan rumah, ini adalah tempat yang tepat.


Memang, kalau dihitung dengan kurs rupiah, harga makanan di sini terasa mahal. Tapi, mengingat harga makanan di Macau dan Hongkong yang umumnya cukup tinggi, serta untuk mengobati rindu pada cita rasa tanah air, rasanya harga ini sebanding dengan rasa dan kepuasan yang kami dapat. Lagipula, siapa yang bisa menolak semangkuk bakso hangat setelah berhari-hari makan makanan seadanya, kan?


Panduan ke Warung Barokha

Buat teman-teman yang berencana ke Macau dan ingin mengunjungi Warung Barokha, rute menuju tempat ini sebenarnya cukup mudah. Dari Senado Square, kamu tinggal lurus aja menyusuri bangunan-bangunan khas yang ada di sana.


Cari bangunan gereja yang berwarna kuning, Saint Dominic’s Church. Kalau kamu sudah menemukan gereja ini, belok kiri dan terus berjalan sampai bertemu simpang empat. Di simpang empat ini, belok kanan menuju Templo De Sam Kai Vui Kun, kuil kecil yang terkenal di daerah ini. Lanjutkan perjalanan sampai kamu melihat toko dengan tulisan "Darsilog".


Nah, di samping Darsilog ini ada sebuah lorong kecil. Masuk ke lorong tersebut, dan sekitar 50 meter dari sana, kamu akan menemukan Warung Barokha. Sesederhana itu, tapi jangan lupa bawa aplikasi peta kalau kamu nggak yakin dengan arahnya.


Baca juga: Serunya Menjelajah Bangkok dan Krabi Sebagai Newbie


Kenapa Makanan Halal Penting dalam Traveling?

Sebagai seorang Muslim, menemukan makanan halal saat traveling memang sering menjadi tantangan. Tapi, di sinilah letak petualangannya! Kadang, justru di saat-saat seperti inilah kita menemukan tempat-tempat unik yang mungkin nggak ada di daftar wisata standar. Seperti yang saya alami di Macau, bertemu dengan Warung Barokha ini adalah salah satu highlight perjalanan saya.


Selain itu, makan makanan yang sesuai dengan keyakinan kita juga membuat perjalanan jadi lebih nyaman. Traveling ke luar negeri, terutama ke negara yang mayoritas penduduknya bukan Muslim, kadang bisa bikin kita merasa khawatir soal makanan. Tapi dengan sedikit usaha dan panduan dari sesama traveler, kita bisa menemukan tempat-tempat halal di mana pun kita berada.


Jangan Takut Berpetualang

Mencari makanan halal di luar negeri memang membutuhkan usaha ekstra, tapi jangan biarkan hal ini menghalangi semangatmu untuk berpetualang. Kalau kamu traveling ke Macau, jangan ragu untuk mencari tempat-tempat makan halal seperti Warung Barokha. Selain bisa menikmati makanan lezat, kamu juga bisa merasakan sedikit sentuhan rumah saat jauh dari tanah air.


Dan yang paling penting, jangan lupa untuk selalu bertanya. Kadang-kadang, jawabannya bisa datang dari tempat yang nggak terduga, seperti pahlawan devisa yang kami temui di jalan. Semoga cerita saya ini bisa membantu teman-teman yang sedang merencanakan perjalanan ke Macau. Jadi, kapan kalian siap untuk petualangan berikutnya?


Wassalam!

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama