Bestie.my.id - Babymoon ini jadi momen spesial buat saya dan suami, sekaligus pertama kalinya saya mengunjungi Bosnia. Setelah pandemi membuat kami lama tidak bepergian, akhirnya kami bisa traveling lagi, kali ini dengan tujuan babymoon sebelum anak pertama kami lahir.
Berangkat dari Stockholm, kami tiba di kota Tuzla, Bosnia, dan dari sana harus naik bus selama tiga jam untuk mencapai Sarajevo, ibu kota Bosnia. Namun, saya nggak menyangka akan mengalami culture shock yang cukup besar saat tiba di negara ini, terutama karena kebiasaan merokok di Bosnia yang sangat berbeda dari negara tempat tinggal kami di Swedia.
Perjalanan ke Sarajevo
Swedia tempat kami tinggal terkenal akan udara bersih dan ketatnya aturan bagi perokok. Di sana, area merokok sangat terbatas, sehingga perokok tidak bisa sembarangan menyalakan rokok di tempat umum.
Jadi, setibanya di Bosnia, saya dibuat terkejut dengan betapa umumnya orang-orang di sini merokok di mana saja—baik di dalam ruangan maupun di luar, hampir tanpa batasan. Perasaan ini makin kuat saat saya dan suami, yang sama-sama tidak merokok, harus sering menghadapi kepulan asap rokok di tempat-tempat umum.
Kebiasaan Buruk Merokok di Tempat Umum
Bosnia ternyata punya kebiasaan merokok yang sangat mengakar. Mulai dari restoran, toko, mal, hingga taksi, hampir di mana saja kami mencium bau asap rokok. Bahkan di hotel tempat kami menginap, yang kami pilih karena bintang lima dan reputasi bagus, aroma asap rokok tetap terasa begitu kami melangkah keluar kamar. Asbak tersedia di setiap meja restoran, dan para tamu bebas menyalakan rokok di sekitar area makan tanpa ada pemisahan antara perokok dan non-perokok.
Pengalaman paling mengejutkan mungkin ketika saya melihat seorang ayah merokok di depan anaknya yang masih di bawah umur. Saya bertanya-tanya, “Apakah ini tidak dipandang buruk oleh masyarakat setempat?” Suami saya kemudian menjelaskan bahwa di Bosnia (juga di banyak bagian Eropa Selatan lainnya), merokok sudah menjadi bagian dari budaya, hampir dianggap tradisi, bahkan di sekitar anak-anak sekalipun.
Efek Asap Rokok
Sebagai calon ibu, perhatian saya terhadap udara yang saya hirup meningkat. Saya merasa perlu lebih hati-hati menghindari asap rokok karena potensi dampaknya bagi kesehatan kandungan. Namun, di sini, menghindar dari asap rokok hampir tidak mungkin, karena aroma tersebut ada di mana-mana—mulai dari restoran, mal, hingga tempat umum lain yang kami kunjungi.
Beberapa kali, saya harus menahan napas saat berjalan di tengah asap rokok atau saat berada di dalam restoran yang penuh perokok. Tentu saja, ini berujung pada rasa pusing, kepala berat, dan kadang membuat saya enggan untuk berada di luar terlalu lama. Tidak ada ruang bebas asap yang bisa dijadikan tempat nyaman untuk bernapas segar, meskipun sekarang adalah musim dingin.
Keindahan Sarajevo Kota yang Sarat Sejarah dan Keramahan
Walaupun situasi asap rokok cukup mengejutkan, saya tetap terkesan dengan keindahan Sarajevo. Kota ini memiliki suasana yang unik dan kental dengan sejarah. Dari bangunan tua peninggalan Ottoman hingga bekas lokasi peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah, Sarajevo menawarkan banyak tempat menarik untuk dikunjungi dan dipelajari. Selain itu, makanan Bosnia ternyata sangat lezat, mulai dari baklava hingga berbagai hidangan tradisional mereka yang kaya bumbu.
Orang-orang Bosnia juga sangat ramah dan siap membantu. Mereka selalu menyambut dengan senyum dan cepat menawarkan bantuan jika dibutuhkan. Walaupun bahasa menjadi sedikit tantangan, keramahan mereka berhasil menghapus kesan tersebut. Saya merasa seperti diterima dengan baik di kota ini, dan interaksi dengan penduduk lokal membuat kami merasa nyaman meskipun jauh dari rumah.
Beradaptasi dengan Perbedaan Budaya
Sebagai seorang turis, saya menyadari bahwa tidak mungkin saya mengubah kebiasaan budaya setempat. Walaupun ingin meminta area bebas asap rokok atau berharap ada batasan lebih ketat untuk perokok, saya akhirnya belajar untuk mencoba memahami dan menghargai budaya mereka. Bagi sebagian besar masyarakat Bosnia, merokok adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka sudah terbiasa dengan kebiasaan ini, dan bagi mereka, mungkin bahkan aneh jika diminta untuk mengubahnya hanya karena ada wisatawan seperti saya yang merasa terganggu.
Suami saya yang berasal dari Kroasia juga menjelaskan bahwa di Bosnia, merokok tidak hanya sekadar kebiasaan, tapi juga bagian dari interaksi sosial. Rokok sering kali menjadi pengantar obrolan, alasan untuk berkumpul, dan bahkan tanda keramahan antar individu. Sebagai turis, saya hanya bisa menerima hal ini sebagai bagian dari pengalaman dan belajar menghadapinya dengan sikap yang lebih santai.
Persiapan Penting untuk Berkunjung ke Bosnia (Terutama bagi Non-Perokok)
Dari pengalaman ini, ada beberapa tips yang mungkin bisa membantu bagi mereka yang punya rencana berkunjung ke Bosnia, terutama bagi non-perokok yang merasa terganggu dengan asap rokok:
Siapkan Masker
Meskipun musim dingin, masker bisa jadi solusi untuk sedikit mengurangi aroma asap yang mungkin terlalu kuat, terutama jika Anda menghabiskan banyak waktu di luar ruangan.
Pilih Tempat Makan di Area Terbuka
Jika memungkinkan, pilih tempat makan yang memiliki area terbuka atau lebih dekat dengan ventilasi alami. Ini bisa membantu mengurangi paparan asap rokok, terutama di tempat-tempat ramai.
Pilih Hotel dengan Area Bebas Rokok
Beberapa hotel di Bosnia memang menyediakan kamar atau lantai khusus non-perokok. Jika sensitif terhadap asap rokok, pastikan untuk memesan area ini. Namun, tetap perhatikan bahwa di luar kamar atau area tertentu, asap rokok masih bisa terasa.
Tetap Terbuka dengan Pengalaman Baru
Bosnia menawarkan pengalaman budaya yang sangat beragam dan kaya. Walaupun ada bagian dari budaya mereka yang mungkin tidak sesuai dengan kebiasaan kita, penting untuk tetap terbuka dan menghargai setiap perbedaan.
Sarajevo yang Unik dan Mengesankan
Perjalanan babymoon kami ke Sarajevo ini memberi banyak pengalaman baru. Meski sedikit kaget dengan kebiasaan merokok di mana-mana, saya tetap bisa menikmati sisi lain dari kota ini. Keindahan Sarajevo, sejarahnya yang kaya, makanan yang lezat, dan keramahan orang-orangnya berhasil menutupi kekurangannya. Saya merasa senang bisa mengalami sendiri budaya yang berbeda dan belajar menerima kebiasaan masyarakat setempat yang mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi saya.
Sebagai pelajaran, pengalaman ini membuat saya lebih menghargai keindahan dan kebersihan udara di tempat tinggal kami di Swedia. Dan tentunya, meski sedikit berbeda dari ekspektasi, Sarajevo tetap jadi tempat yang istimewa dalam catatan perjalanan kami. Buat teman-teman yang berencana berkunjung ke sini, terutama yang tidak suka asap rokok, semoga tips-tips tadi bisa membantu untuk menikmati Bosnia dengan lebih nyaman!
Posting Komentar