Tragedi Stadion Kanjuruhan, Bolehkah Penggunaan Gas Air Mata dalam Pengamanan Sepak Bola

Tragedi Stadion Kanjuruhan, Bolehkah Penggunaan Gas Air Mata dalam Pengamanan Sepak Bola

Sejarah Sepak Bola Indonesia akan terus mengingat tragedi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang yang terjadi pada hari Sabtu, 1 Oktober kemarin.

Dalam tragedi tersebut, banyak korban nyawa melayang hanya karena menonton pertandingan sepak bola dari tim kesayangannya.  

Banyak yang menganggap bahwa tragedi ini memakan ratusan nyawa di akibatkan oleh kepolisian yang melakukan upaya Pengamanan sepak bola dengan menggunakan gas air mata.

Lalu apakah penggunaan gas air mata di bolehkan sebagai pengamanan sepak bola? Disini kita akan bahas bersama terkait hal tersebut.

Penggunaan Gas Air Mata sebagai Pengamanan Sepak Bola

Seperti yang telah kita ketahui dari tragedi di Stadion Kanjuruhan, suporter Arema menginvasi lapangan setelah tim kesayangan mereka kalah 3-2 dari sang tamu Persebaya. 

Demi mencegah dan upaya untuk mengurai para suporter Arema yang turun ke lapangan, pihak kepolisian menembakan gas air mata untuk pukul mundur suporter yang nekat turun ke tengah lapang. Dan siapa sangka semua ini berakibat fatal.

Sebenarnya Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) telah melarang penggunaan gas air mata sebagai pengamanan sepak bola, kerena dapat menimbulkan efek yang tidak main-main. Dampak terburuk dari penggunaan gas air mata adalah kehilangan nyawa.

FIFA Melarang Penggunaan Gas Air Mata di Stadion untuk Pengamanan Sepak Bola

Sebagai Federasi  Sepak Bola Dunia (FIFA) telah memberlakukan pelarangan gas air mata di stadion dengan menuangkan aturan mengenai keamanan stadion. Dalam “FIFA Stadium Safety” dan “Security Regulation” dalam pasal 19 b, yang berbunyi : “Senjata api atau gas pengendali masa tidak diperkenankan untuk dibawa dan dipakai.”

Lalu, mengapa FIFA melarang penggunaan gas air untuk pengamanan sepak bola?

Gas air mata memiliki efek yang dapat dirasakan dalam jangka pendek, bahkan jangka panjang. Menurut pakar, efek dari gas air mata ini mengakibatkan sensasi di mata yang tiba-tiba berair, adanya rasa terbakar, nyeri pada dada hingga sulit bernafas, iritasi pada kulit serta memicu keluarnya air liur terus-menerus.

Pengaruh dari gas air mata juga mengakibatkan seseorang menjadi kelimpungan, kepanikan, dan membuat amarah yang tak terkendali hingga disorientasi.

Itulah sebabnya mengapa FIFA melarang penggunaan gas air mata, karena mengancam keselamatan seseorang.

Dampak Mengerikan dari Gas Air Mata

Gas air mata memiliki beberapa jenis dan tingkat toksikologi yang berbeda, sehingga efek dari gas air mata ber-variatif. Akan tetapi, gejala yang dirasakan akan dimulai setelah 20 detik terpapar. Dan untuk mencapai keadaan normal, membutuhkan waktu 10 menit setelah gas tersebut terurai dengan udara segar.

Dikutip dari Medical News Today, gas air mata merupakan suatu istilah umum perihal bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, tenggorokan hingga paru-paru. Wujudnya sendiri umumnya cair atau bubuk yang kemudian di semprotkan yang dapat menimbulkan iritasi hingga rasa sakit yang menyiksa.

Efek yang paling parah dari gas air mata, menyebabkan seseorang mengalami kebutaan, glaukoma, gagal bernafas dan luka bakar yang disebabkan bahan kimia. Bahkan pada tahun 2017, sebuah studi mengungkapkan efek gas air mata pada tubuh seseorang dapat mengakibatkan cacat permanen hingga kematian. Kematian tersebut terjadi dikarenakan gagal nafas yang di alami seseorang.

Itulah pembahasan mengenai Pengamanan Sepak Bola menggunakan gas air mata, dengan beberapa dampak dan efek dari penggunaan bahan kimia tersebut.

Kesimpulan Penggunaan Gas Air Mata sebagai Pengamanan Sepak Bola

Jadi dapat di simpulkan, untuk penggunaan gas air mata yang dilakukan kepolisian kemarin adalah suatu kesalahan yang berakibat fatal. Namun hal tersebut tidak akan terjadi jika suporter dari Arema FC tidak anarkis dan menginvasi lapangan. 

Sepak Bola merupakan pertandingan olah raga yang hanya dengan satu tim yang menang, kalah menang dalam pertandingan sepak bola adalah hal yang biasa. Jadi sebagai suporter yang memang mencintai dan menyayangi klub kesayangannya, alangkah baiknya jika tidak melakukan sebuah kerusuhan. Karena kerugian bukan hanya dari materi, akan tetapi dapat menghilangkan nyawa seseorang.

Demikian informasi yang dapat di sampaikan, semoga dapat menjadi sebuah informasi dan pelajaran bagi seluruh suporter di tanah air ini. Terima kasih tetap untuk sportif.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama