Kronologi Tragedi Stadion Kanjuruhan Dari Awal, Netizen Anggap Disebabkan Ulah Satu Orang Provokator

Kronologi Tragedi Stadion Kanjuruhan Dari Awal, Netizen Anggap Disebabkan Ulah Satu Orang Provokator

Tragedi Stadion Kanjuruhan terjadi pada hari Sabtu, 1 Oktober kemarin, pasca pertandingan sepak bola Arema FC – Persebaya. Dari insiden tersebut diketahui lebih dari 180 korban meninggal dunia, hingga menarik perhatian sepak bola dunia.

Awal Mula Kerusuhan yang Mengakibatkan Tragedi Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang

Kerusuhan tersebut dimulai saat pertandingan usai yang di menangkan oleh Persebaya dengan skor 2-3. Kronologi terjadi di akibatkan suporter dari Arema FC tidak terima dan kecewa atas kekalahan tim kebanggaan mereka. Banyak suporter yang turun ke tengah lapangan berusaha mencari pemain dan offisial untuk melampiaskan kekecewaan mereka.

Agar para suporter ini tidak masuk ke lapangan dan mencari para pemain, polisi melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengalihan. Dikarenakan suporter Arema semakin anarkis membuat para polisi terpaksa menembakan gas air mata, untuk membubarkan paksa mereka.

Namun mereka pergi keluar melalui satu titik pintu keluar dan terjadi penumpukan. Di salah satu penumpukan tersebut terjadilah, kekurangan oksigen dan penoton yang terinjak. 

Tidak berhenti di sana, kericuhan pun terjadi hingga di luar stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.

Korban dilarikan ke beberapa rumah sakit di Kabupaten Malang oleh tim medis dan tim gabungan. Namun sayang beberapa mereka telah meninggal dunia karena telah kehabisan oksigen serta terinjak.

Tragedi Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Netizen Meminta Tangkap Provokator

Dari tragedi stadion Kanjuruhan banyak argumen dan tanggapan dari netizen seperti dari unggahan Nguyen Thai Baou di Grup Stadion Indonesia di platform media sosial Facebook.

Dia mengunggah satu foto dengan memberikan lingkaran pada satu orang yang sedang berdiri di lapangan yang mengenakan kaos hitam. Dalam unggahan foto tersebut Nguyen memberikan keterangan.

“Orang yang pertama turun ke lapangan dan memprovokasi penonton lain cari sampai dapat”, tulis Nguyen Thai Baou. 

Dalam unggahan tersebut, Nguyen meyakini orang yang mengenakan kaos hitam tersebut sebagai provokator terjadinya tragedi stadion Kanjuruhan Malang yang merenggut nyawa ratusan jiwa. Dan dalam unggahan tersebut Nguyen meminta agar orang tersebut dicari hingga dapat tertangkap.

Dari unggahan tersebut sontak membuat netizen memiliki tanggapan masing-masing, ada yang setuju dengan unggahan dia untuk mencari orang tersebut, ada yang menyalahkan penyelenggara hingga tim Arema FC beserta manajemennya dan bahkan ada yang menganggap polisi terlalu berlebihan untuk melakukan upaya pengamanan dan adapula yang hanya mendokan para korban.

Seperti beberapa komentar dalam unggahan Nguyen berikut ini.

“Cari provokator sampai dapet.. beri sanksi berat buat arema. 1 pengurangan poin .2 pelanggaran main selama 5tahun.. 3 degreadasi langsung ke liga 3. 4 tidak boleh ada penonton dan tidak boleh jadi tuan rumah... PSSI tolong tegas.. dan menpora harus tegas... buat malu negara indonesia.. ini cuma olahraga.. dewasa lah arema.. tangkap provokator itu-” tulis Johan Yo, mengomentari unggahan tersebut.

Dalam komentar tersebut Johan Yo meminta agar PSSI dan Menpora tegas menangani kasus dan juga memberikan sanksi pada Arema FC. Johan Yo juga meminta agar provokator dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang di tangkap dan di berikan hukuman yang berat dan meminta agar suporter bersikap dewasa saat menonton olahraga sepak bola.

Selain dari itu ada komentar kekesalan terhadap suporter dan klub Arema FC dengan berkomentar meminta para suporter yang terlibat pada kerusuhan yang terjadi dan menjadi tragedi Stadion Kanjuruhan Malang tersebut untuk kerja paksa membuat Jalan Trans Papua hingga selesai.

“Sanksi buat Arema ;  

1. Degradasi ke liga 4 atau 5

2. Dilarang main di stadion yang ada di Pulau Jawa

3. Bertanding tanpa penonton selama 40 tahun

Sanksi buat Aremania yg terlibat tragedi ; 

1. Kerja paksa bikin jalan trans Papua sampai selesai

2. Terusin sendiri” tulis akun yang bernama Habib Sugianto mengomentari unggahan tersebut.

Bahkan banyak yang menyalahkan kepolisian yang telah melakukan penembakan gas air mata. Namun dari tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut menjadi sebuah pelajaran. Kita semua harus lebih dewasa lagi dan menerima kekalahan meskipun tim tersebut adalah tim kebanggaan. 

Jangan sampai tragedi atau insiden ini terjadi kembali di Indonesia, karena bukan hanya mengakibatkan kerugian materi namun juga nyawa manusia melayang begitu saja hanya karena pertandingan sepak bola.

Sekian informasi terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang ini, semoga dapat menjadi informasi yang bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi semua suporter atas kejadian ini.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama